Senin, Desember 15, 2008

Praise A

Suatu saat di masa lalu…

Seperti biasa di hari sabtu, saat matahari mulai menampakkan wajahnya, aku mengawali pagi dengan ritual sarapan pagi… tidak di rumah melainkan di rumah makan, tidak di restoran dan tidak juga di warung tenda, hanya sebuah rumah makan sederhana yang berada dipinggir jalan yang sempit karena jika terdapat dua mobil berpapasan pasti mereka akan berjalan perlahan untuk menghindari saling bersenggolan.

Rumah makan tersebut menawarkan menu yang sangat beragam, sama seperti menu makanan yang disediakan pada pesta perkawinan, hanya saja kali ini harus bayar sesuai menu yang dipilih... kali ini aku pilih menu yang agak pedas menemani nasi kuning kegemaranku, terong balado ditambah telor bulat balado, sambal kentang dan tidak lupa dengan sambal terasi, untuk kali ini aku tidak menambahkan sayur pada menu sarapan ku, karena aku pikir sarapan tidak harus dengan menu yang "berat" sebab beberapa jam lagi siang hari menjelang dan pastinya… lunch time…

Setelah mendapat sepiring sarapan pagi, mataku mengintai sekeliling ruangan berbentuk kubus dengan meja-meja yang disusun secara teratur dan setiap meja berisi empat buah kursi yang diletakkan dua-dua saling berhadapan, sepertinya belum begitu ramai jadi lebih bebas memilih tempat untuk menikmati nasi kuningku. Pandanganku terhenti pada meja di salah satu sudut ruangan, terdapat bangku yang belum ditempati dimana pada sudut yang sama juga terpasang TV yang diletakkan agak tinggi dekat langit-langit, lumayan menikmati nasi kuning pedas sambil menyaksikan tayangan TV.

Sambil menikmati rasanya yang mantap ditemani dengan segelas jus mangga, membuat aku betah duduk disini berlama-lama, sayangnya tayangan TV saja yang kurang mendukung suasana… acaranya gosip, mungkin acara favorit penjaga rumah makan jadi agak susah untuk mengganti salurannya selain semua mata tertuju ke TV, remote TV pun sepertinya sudah disembunyikan. Akhirnya pandangan ku kembali menerawang memperhatikan suasana sekitar ruangan, namun pandanganku sepertinya tertuju kepada suatu hiasan dinding didekatku persis dibawah TV, dengan seksama kuperhatikan tenyata hiasan yang berbentuk bingkai tersebut berisi tulisan, sepertinya bukan tulisan biasa… aku mencoba memahami artinya beserta maknanya…

I asked for Strength...
And God gave me Difficulties to make me strong.

I asked for Wisdom...
And God gave me Problems to solve.

I asked for Prosperity...
And God gave me Brain and Brawn to work.

I asked for Courage...
And God gave me Danger to overcome.

I asked for Love...
And God gave me troubled people to help.

I asked for Favors...
and God gave me Opportunities.

I got nothing I wanted...
But I received everything I needed.

Seperti dugaan ku sebelumnya, memang itu bukan tulisan biasa... maknanya… tapi sepertinya tidak usah berpikir keras untuk memahami maknanya, setiap individu berhak mengartikannya sesuai logika berpikirnya masing-masing… hanya saja satu pesan yang mudah-mudahan bisa selalu diingat…

I got nothing I wanted...
But I received everything I needed.